Minggu, 04 Maret 2012

Pulau Bangka

Pulau Bangka

Pulau Bangka, sebuah pulau yang menyimpan berton-ton timah dalam perut buminya, bahkan sampai ke dasar laut-lautnya penuh dengan logam timah. Kalau kita melihat Pulau Bangka dari pesawat, maka bumi pulau Bangka ini terlihat seperti tercabik-cabik di beberapa lokasi. Tambang-tambang timah yang tidak jelas statusnya maupun legal bertebaran di mana-mana.
Di belakang deretan rumah penduduk, terlihat juga cabikan-cabikan alat berat excavator pencari timah. Nafas Bangka memang adalah nafas Timah, karena memang sampai sekarang logam timah masih menjadi komoditi yang sangat diunggulkan di Bangka. Penambangan logam timah memang tidak hanya dilakukan oleh PT Timah, tapi dilakukan juga oleh para penambang kecil-kecilan, bahkan sudah terlihat pemain dari negeri China yang ikut menikmati kekayaan timah pulau Bangka. Wow…timah benar-benar menjadi produk komoditi unggulan pulau ini.

Setelah kita menyusuri pantai-pantai di Bangka, barulah bisa terlihat betapa bumi inipun penuh dengan deretan pantai yang luar biasa indahnya. Laut yang jernih bersih, pantai yang indah asri menjadi komposisi yang membuat betah siapapun yang melangkahkan kakinya ke sepanjang pantai pulau ini.

Bagi yang pernah menonton film laskar pelangi, tentu sudah sangat memahami indahnya pantai yang ada di pulai Bangka Belitung ini. Pasir yang lembut dikombinasikan dengan bongkahan batu-batu besar, yang menonjol di beberapa bibir pantai, membuat nyaman saat ingin bermain pasir atau duduk santai di bibir pantai, menikmati usapan angin laut yang menyentuh semua pori-pori kulit kita.

Berbeda dengan pantai Parangtritis di Yogya, yang juga indah, maka ombak di pantai pulau Bangka adalah ombak yang begitu bersahabat. Berbeda juga dengan Pantai Tanjung Lesung, yang meskipun indah dan asri dan ombaknya sangat bersahabat, tetapi tidak ada batu-batu besarnya. Pantai disini penuh cewek cantik dan batu-batu besar yang kering dan tidak berlumut.

Olahraga air menjadi pilihan yang menyenangkan dan mempunyai risiko yang kecil dibanding pantai-pantai yang ada di sepanjang pantai selatan pulau Jawa.

Jika ingin menyelam, maka biaya yang perlu dikeluarkan hanya 500 ribu per orang. Biaya itu sudah termasuk biaya briefing untuk instruktur, biaya kapal dan biaya penyelam pendamping selama menyelam. Sayangnya, kita harus mencari 4 orang penyelam lagi, agar kapal mau mengantar kita ke lokasi penyelaman. Bisa dibilang biaya “diving” ini adalah 2.5 juta per kapal, maksimal 5 orang.

Salah satu Pantai yang paling dekat dengan lokasi hotel adalah pantai PARAI. Inilah pantai yang langsung bersentuhan dengan Hotel PARAI. Ada sensasi menarik yang patut dirasakan, bila ingin merasakan makan malam di tepi pantai, di tengah-tengah bongkahan batu yang menjorok ke laut. Itulah “The rock island grill and bar”. Sebuah tempat yang penuh sensasi.

Menu makanannya memang menu standard sea food, tapi ada tambahan menu “nyleneh” yang membuat kita tergelitik untuk mencobanya, “gado-gado”!. Bumbu gado-gadonya sangat pas untuk selera lidah “wong yogya”, manis dan tidak pedas. Tentu kalau pingin pedas harus memberikan order khusus. Rasanya memang aneh, makan gado-gado kok di pantai.

Keramahan khas penduduk pulau Bangka [asli] tentu makin membuat nyaman para pelancong yang berwisata ke Bangka. Mereka sama sekali tidak terpengaruh oleh krisis moneter yang terjadi di Amerika, meskipun mereka merasakan animo penambang [kecil-kecilan] sedikit menurun karena turunnya harga timah. Namun semua itu tidak membuat senyum lari dari wajah mereka.

Bayangkan saja kalau kita melihat Dewi Sandra, selebriti kelahiran Bangka, yang selalu tersenyum, maka begitulah sebaiknya kita membayangkan keramahan penduduk pulau Bangka [meskipun tidak semua penduduk Bangka secantik Dewi Sandra], yang tidak cantik juga ada.

Beberapa penduduk asli Bangka yang kutemui dan kuajak ngobrol, semuanya memberikan kesan yang mirip dengan tipikal “wong Jowo”, sabar, “nrimo” [menerima apa adanya] dan tidak “neko-neko” [tidak punya keinginan yang bermacam-macam]. Semua memancarkan wajah yang membuat hati menjadi teduh. Mungkin tidak semua penduduk Bangka seperti yang kugambarkan, tapi itulah wajah-wajah yang kutemui.

Jadi buat siapa saja yang ingin menikmati keindahan pulau Bangka, siapkan diri anda untuk merasakan sensasi indahnya pantai berbatu besar, berpasir lembut dengan bonus keramahan penduduknya.

Begitulah Allah menciptakan keindahan di muka bumi ini. Segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah, Sang Maha Pencipta, Yang Maha Adil. Semoga kita mampu menjadi hambaNya yang pandai bersyukur. Amin.

Senja di Rock Cafe

Siang di depan kamar

Pagi [sunset] di depan kamar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar