Pulau Bangka, sebuah pulau yang menyimpan berton-ton timah dalam perut buminya,
bahkan sampai ke dasar laut-lautnya penuh dengan logam timah. Kalau kita
melihat Pulau Bangka dari pesawat, maka bumi pulau Bangka
ini terlihat seperti tercabik-cabik di beberapa lokasi. Tambang-tambang timah
yang tidak jelas statusnya maupun legal bertebaran di mana-mana.
Di belakang deretan rumah penduduk, terlihat juga cabikan-cabikan alat berat
excavator pencari timah. Nafas Bangka memang adalah nafas Timah, karena memang
sampai sekarang logam timah masih menjadi komoditi yang sangat diunggulkan di Bangka.
Penambangan logam timah memang tidak hanya dilakukan oleh PT Timah, tapi
dilakukan juga oleh para penambang kecil-kecilan, bahkan sudah terlihat pemain
dari negeri China
yang ikut menikmati kekayaan timah pulau Bangka.
Wow…timah benar-benar menjadi produk komoditi unggulan pulau ini.
Setelah kita menyusuri pantai-pantai di Bangka,
barulah bisa terlihat betapa bumi inipun penuh dengan deretan pantai yang luar
biasa indahnya. Laut yang jernih bersih, pantai yang indah asri menjadi
komposisi yang membuat betah siapapun yang melangkahkan kakinya ke sepanjang
pantai pulau ini.
Bagi yang pernah menonton film laskar pelangi, tentu sudah sangat memahami
indahnya pantai yang ada di pulai Bangka Belitung ini. Pasir yang lembut
dikombinasikan dengan bongkahan batu-batu besar, yang menonjol di beberapa
bibir pantai, membuat nyaman saat ingin bermain pasir atau duduk santai di
bibir pantai, menikmati usapan angin laut yang menyentuh semua pori-pori kulit
kita.
Berbeda dengan pantai Parangtritis di Yogya, yang juga indah, maka ombak di
pantai pulau Bangka adalah ombak yang begitu bersahabat.
Berbeda juga dengan Pantai
Tanjung Lesung, yang meskipun indah dan asri dan ombaknya sangat
bersahabat, tetapi tidak ada batu-batu besarnya. Pantai disini penuh cewek
cantik dan batu-batu
besar yang kering dan tidak berlumut.
Olahraga air menjadi pilihan yang menyenangkan dan mempunyai risiko yang
kecil dibanding pantai-pantai yang ada di sepanjang pantai selatan pulau Jawa.
Jika ingin menyelam, maka biaya yang perlu dikeluarkan hanya 500 ribu per
orang. Biaya itu sudah termasuk biaya briefing untuk instruktur, biaya kapal
dan biaya penyelam pendamping selama menyelam. Sayangnya, kita harus mencari 4
orang penyelam lagi, agar kapal mau mengantar kita ke lokasi penyelaman. Bisa
dibilang biaya “diving” ini adalah 2.5 juta per kapal, maksimal 5 orang.
Salah satu Pantai yang paling dekat dengan lokasi hotel adalah pantai PARAI.
Inilah pantai yang langsung bersentuhan dengan Hotel PARAI. Ada
sensasi menarik yang patut dirasakan, bila ingin merasakan makan malam di tepi
pantai, di tengah-tengah bongkahan batu yang menjorok ke laut. Itulah “The rock
island grill and bar”. Sebuah tempat yang penuh
sensasi.
Menu makanannya memang menu standard sea food, tapi ada tambahan menu “nyleneh”
yang membuat kita tergelitik untuk mencobanya, “gado-gado”!. Bumbu gado-gadonya
sangat pas untuk selera lidah “wong yogya”, manis dan tidak pedas. Tentu kalau
pingin pedas harus memberikan order khusus. Rasanya memang aneh, makan
gado-gado kok di pantai.
Keramahan khas penduduk pulau Bangka [asli] tentu
makin membuat nyaman para pelancong yang berwisata ke Bangka.
Mereka sama sekali tidak terpengaruh oleh krisis moneter yang terjadi di
Amerika, meskipun mereka merasakan animo penambang [kecil-kecilan] sedikit
menurun karena turunnya harga timah. Namun semua itu tidak membuat senyum lari
dari wajah mereka.
Bayangkan saja kalau kita melihat Dewi Sandra, selebriti kelahiran Bangka,
yang selalu tersenyum, maka begitulah sebaiknya kita membayangkan keramahan
penduduk pulau Bangka [meskipun tidak semua penduduk Bangka secantik Dewi
Sandra], yang tidak cantik juga ada.
Beberapa penduduk asli Bangka yang kutemui dan kuajak
ngobrol, semuanya memberikan kesan yang mirip dengan tipikal “wong Jowo”,
sabar, “nrimo” [menerima apa adanya] dan tidak “neko-neko” [tidak punya
keinginan yang bermacam-macam]. Semua memancarkan wajah yang membuat hati
menjadi teduh. Mungkin tidak semua penduduk Bangka
seperti yang kugambarkan, tapi itulah wajah-wajah yang kutemui.
Jadi buat siapa saja yang ingin menikmati keindahan pulau Bangka,
siapkan diri anda untuk merasakan sensasi indahnya pantai berbatu besar,
berpasir lembut dengan bonus keramahan penduduknya.
Begitulah Allah menciptakan keindahan di muka bumi ini. Segala puji kita panjatkan
hanya kepada Allah, Sang Maha Pencipta, Yang Maha Adil. Semoga kita mampu
menjadi hambaNya yang pandai bersyukur. Amin.
Senja di Rock Cafe
Siang
di depan kamar
Pagi
[sunset] di depan kamar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar